Minggu, 22 November 2015

Fitur Telematika

Terdapat 6 macam fitur yang terdapat pada pengguna telematika. yaitu, Head Up Display System, Tangible User Interface, Computer Vision, Browsing Audio Data, Speech Recognition dan Speech Synthesis.

  1. Head Up Display System

Head Up Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke arah bawah bagian instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan militer, sekarang HUD telah digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang bermotor dan aplikasi lainnya.

  1. Tangible User Interface

Tangible User Interface, yang disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan diamati secara langsung.The Reactable adalah multi-user instrumen musik elektronik dengan antarmuka pengguna meja nyata. Beberapa pemain simultan berbagi kendali penuh atas instrumen dengan memindahkan benda-benda fisik di atas permukaan meja bercahaya. Bergerak dan berkaitan dengan benda-benda ini, mewakili komponen modular synthesizer klasik, memungkinkan pengguna untuk membuat kompleks dan dinamis sonik topologi, dengan generator, filter dan modulator, dalam nyata semacam modular synthesizer atau aliran graspable bahasa pemrograman yang dikuasai.

  1. Computer Vision

Computer Vision (komputer visi) merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasi dari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan video, pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari hasil pemindaian medis.

  1. Browsing Audio Data

Browsing Audio Data merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing video / audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera. Sebagai kemajuan teknologi jaringan, semakin banyak diterapkan jaringan produk yang dibuat-buat terus-menerus. Salah satu yang paling umum diterapkan jaringan yang dikenal adalah produk kamera IP, yang dapat menampilkan isi (video / audio data) melalui Internet. Kamera IP biasanya terhubung ke jaringan melalui router, dan memiliki sebuah IP (Internet Protocol) address setelah operasi sambungan.

  1. Speech Recognition

Dikenal juga dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer speech recognition). Merupakan salah satu fitur antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan. Istilah ‘voice recognition’ terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition dimana sistem pengenal dilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada kasus perangkat lunak untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat aspek dari pengenal pembicara, dimana digunakan untuk mengenali siapa orang yang berbicara, untuk mengenali lebih baik apa yang orang itu bicarakan. Speech recognition merupakan istilah masukan yang berarti dapat mengartikan pembicaraan siapa saja.

  1. Speech Synthesis

Speech synthesis merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal menjadi pembicaraan.


Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Antarmuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Antarmuka_pengguna

http://sandroputra17.blogspot.com/2014/11/fitur-antarmuka-pada-telematika.html

Layanan Telematika


Layanan Telematika merupakan  layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika. Terdapat 4 layanan pada telematika yaitu :

  1. Bidang Informasi
  2. Bidang Keamanan
  3. Context Aware dan Event Based
  4. Perbaikan Sumber (Resource Discovery Service)

Berikut Penjelasan dari setiap layanan telematika

1. Layanan Telematika di Bidang Informasi

Pada hakikatnya, penggunaan telematika dan aliran informasi harus berjalan sinkron dan penggunaanya harus ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pemberantasan kemiksinan dan kesenjangan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, teknologi telematika juga harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta meningkatkan keharmonisan di kalangan masyarakat. Salah satu fasilitas bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yaitu melalui internet dan telefon. Ada baiknya bila fasilitas publik untuk mendapatkan informasi terus dikembangkan, seperti warnet dan wartel. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di tempat tinggal atau di tempat kerjanya. Oleh karena itu langkah-langkah lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan jangkauan dan kandungan informasi pelayanan publik, memperluas pelayanan kesehatan dan pendidikan, mengembangkan sentra-sentra pelayanan masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta menyediakan layanan “e-commerce” bagi usaha kecil dan menengah, sangat diperlukan. Dengan demikian akan terbentuk Balai-Balai Informasi. Untuk melayani lokasi-lokasi yang tidak terjangkau oleh masyarakat.


2. Layanan Telematika di bidang Keamanan

Layanan keamanan merupakan layanan yang menyediakanan keamanan informasi dan data. Layanan terdiri dari enkripsi, penggunaan protocol, penentuan akses control dan auditin. Layanan keamanan memberikan fasilitas yang berfungsi untuk memantau dan memberikan informasi bila ada sesuatu yang berjalan atau beroperasi tidak seharusnya dengan kata lain layanan ini sangat penting untuk menjaga agar suatu data dalam jaringan tidak mudah terhapus atau hilang. Kelebihan dari layanan ini adalah dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan. Contoh layanan keamanan yaitu:

a)    Navigation assistant.
b)   Weather, stock information.
c)    Entertainment and M-commerce.
d)   Penggunaan Firewall dan Antivirus.


3. Layanan Telematika Context Aware dan Event-Based

Layanan Context Aware dan Event-Based Context-awareness merupakan kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:

a)   The acquisition of context

Hal ini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan, sebagai contoh : pemilihan konteks lokasi, dengan penggunaan suatu sensor lokasi tertentu (misalnya: GPS) untuk melihat situasi atau posisi suatu lokasi tersebut.

b)   The abstraction and understanding of context

Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.

c)   Application behaviour based on the recognized context

Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.


4. Layanan Perbaikan Sumber (Resource Discovery Service)

Resource Discovery Service (RDS) adalah sebuah layanan yang berfungsi untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan.  RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan. Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umunya. Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.
Kebutuhan akan SDM dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang politik, yaitu :

a)   Dilihat dari bidang ekonomi

Pengembangan telematika ditujukan untuk peningkatan kapasitas ekonomi, berupa peningkatan kapasitas industry produk barang dan jasa.

b)   Dilihat dari bidang politik

Bagaimana telematika memberikan kontribusi pada pelayanan publik sehingga menghasilkan dukungan politik.

Dari kedua bidang tersebut diatas kebutuhan terhadap telematika akan dilihat dari dua aspek, yaitu :

a)   Pengembangan peningkatan kapasitas industry.

b)   Pengembangan layana publik.

Sasaran utama dalam upaya pengembangan SDM telematika yaitu sebagai berikut :
a)  Peningkatan kinerja layanan publik yang memberikan akses yang luas terhadap peningkatan kecerdasan masyarakat, pengembangan demokrasi dan transparasi sebagai katalisator pembangaunan.

b)   Literasi masyarakat di bidang teknologi telematika yang terutama ditujukan kepada old generator dan today generation sebagai peningkatan, dikemukakan oleh Tapscott.

Sumber :
http://adji14.wordpress.com/2012/11/02/layanan-telematika/

Senin, 26 Oktober 2015

Contoh Kasus Telematika di Indonesia



  • Kejahatan kartu kredit yang dilakukan lewat transaksi online di Yogyakarta.
Polda DI Yogyakarta menangkap lima carder dan mengamankan barang bukti bernilai puluhan juta, yang didapat dari merchant luar negeri. Begitu juga dengan yang dilakukan mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Bandung, Buy alias Sam. Akibat perbuatannya selama setahun, beberapa pihak di Jerman dirugikan sebesar 15.000 DM (sekitar Rp 70 juta).
Para carder beberapa waktu lalu juga menyadap data kartu kredit dari dua outlet pusat perbelanjaan yang cukup terkenal. Caranya, saat kasir menggesek kartu pada waktu pembayaran, pada saat data berjalan ke bank-bank tertentu itulah data dicuri. Akibatnya, banyak laporan pemegang kartu kredit yang mendapatkan tagihan terhadap transaksi yang tidak pernah dilakukannya.
Modus kejahatan ini adalah penyalahgunaan kartu kredit oleh orang yang tidak berhak. Motif kegiatan dari kasus ini termasuk ke dalam cybercrime sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini dikarenakan si penyerang dengan sengaja menggunakan kartu kredit milik orang lain. Kasus cybercrime ini merupakan jenis carding. Sasaran dari kasus ini termasuk ke dalam jenis cybercrime menyerang hak milik (against property). Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah cybercrime  against person.

Tanggapan penulis :
Semakin berkembangnya teknologi, ditambah dengan perluasan jaringan internet memudahkan siapapun dalam mengeksplor pengetahuan. Bahkan pengetahuan yang tidak baik hingga menghasilkan keterampilan yang merugikan orang lain. Solusi yang harusnya dijalankan adalah adanya cyberlaw, penggunaan enkripsi dan adanya dukungan lembaga khusus yang dapat memberikan informasi mengenai cybercrime.
Namun sampai saat ini pemerintah Indonesia belum memiliki perangkat perundang-undangan yang mengatur tentang cyber crime belum juga terwujud. Cyber crime memang sulit untuk dinyatakan atau dikategorikan sebagai tindak pidana karena terbentur oleh asas legalitas. Untuk melakukan upaya penegakan hukum terhadap pelaku cyber crime, asas ini cenderung membatasi penegak hukum di Indonesia untuk melakukan penyelidikan ataupun penyidikan guna mengungkap perbuatan tersebut karena suatu aturan undang-undang yang mengatur cyber crime belum tersedia. Asas legalitas ini tidak memperbolehkan adanya suatu analogi untuk menentukan perbuatan pidana. Meskipun penerapan asas legalitas ini tidak boleh disimpangi, tetapi pada prakteknya asas ini tidak diterapkan secara tegas atau diperkenankan  untuk terdapat pengecualian.

  • Penyerangan pada website Partai Golkar (www.golkar.or.id)
Kelemahan admin dari suatu website juga terjadi pada penyerangan terhadap website http://www.golkar.or.id milik Partai Golkar. Serangan terjadi hingga 1577 kali melalui jalan yang sama tanpa adanya upaya menutup celah tersebut disamping kemampuan Hacker yang lebih tinggi, dalam hal ini teknik yang digunakan oleh Hacker adalah PHP Injection dan mengganti tampilan muka website dengan gambar wanita sexy serta gorilla putih sedang tersenyum.
Teknik lain adalah yang memanfaatkan celah sistem keamanan server alias hole Cross Server Scripting (XXS) yang ada pada suatu situs. XXS adalah kelemahan aplikasi di server yang memungkinkan user atau pengguna menyisipkan baris-baris perintah lainnya. Biasanya perintah yang disisipkan adalah Javascript sebagai jebakan, sehingga pembuat hole bisa mendapatkan informasi data pengunjung lain yang berinteraksi di situs tersebut. Makin terkenal sebuah website yang mereka deface, makin tinggi rasa kebanggaan yang didapat. Teknik ini pulalah yang menjadi andalan saat terjadi cyberwar antara hacker Indonesia dan hacker Malaysia, yakni perang di dunia maya yang identik dengan perusakan website pihak lawan. Menurut Deris Setiawan, terjadinya serangan ataupun penyusupan ke suatu jaringan komputer biasanya disebabkan karena administrator (orang yang mengurus jaringan) seringkali terlambat melakukan patching security (instalasi program perbaikan yang berkaitan dengan keamanan suatu sistem). Hal ini mungkin saja disebabkan karena banyaknya komputer atau server yang harus ditanganinya.

Sumber                                : https://riderheiseiku.wordpress.com/2015/01/03/3-contoh-kasus-telematika/




Tanggapan Penulis :
Dengan demikian maka terlihat bahwa kejahatan ini tidak mengenal batas wilayah (borderless) serta waktu kejadian karena korban dan pelaku sering berada di negara yang berbeda. Semua aksi itu dapat dilakukan hanya dari depan komputer yang memiliki akses Internet tanpa takut diketahui oleh orang lain/ saksi mata, sehingga kejahatan ini termasuk dalam Transnational Crime/ kejahatan antar negara yang pengungkapannya sering melibatkan penegak hukum lebih dari satu negara.
Mencermati hal tersebut dapatlah disepakati bahwa kejahatan IT/ Cybercrime memiliki karakter yang berbeda dengan tindak pidana umum baik dari segi pelaku, korban, modus operandi dan tempat kejadian perkara sehingga butuh penanganan dan pengaturan khusus di luar KUHP. Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya haruslah di antisipasi dengan hukum yang mengaturnya dimana kepolisian merupakan lembaga aparat penegak hukum yang memegang peranan penting didalam penegakan hukum, sebab tanpa adanya hukum yang mengatur dan lembaga yang menegakkan maka dapat menimbulkan kekacauan didalam perkembangannya. Dampak negatif tersebut menimbulkan suatu kejahatan yang dikenal dengan nama “CYBERCRIME” yang tentunya harus diantisipasi dan ditanggulangi. Dalam hal ini Polri sebagai aparat penegak hukum telah menyiapkan unit khusus untuk menangani kejahatan cyber ini yaitu UNIT V IT/CYBERCRIME Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.






Sabtu, 24 Oktober 2015

Telematika



Definisi
Telematika adalah singkatan dari telekomunikasi dan informatika, kata telematika berasal dari  bahasa Perancis yaitu “Telematique“ yang berarti bergabungnya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Telematika sering dikaitkan dengan kegiatan cyberspace atau kegiatan yang berbau teknologi digital yang merupakan suatu informasi dalam melakukan komunikasi.

Tren di Indonesia
Telematika banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang telekomunikasi yang berfokus pada pertukaran data yang menjadi kebutuhan konsumen mereka seperti telekomunikasi lewat telepon, saluran televisi, radio, media lainnya, dan juga sistem pelacakan navigasi secara realtime berbasis satelit yang disebut GPS(Global Positioning System). Pada penerapaannya, Telematika menggunakan suatu teknologi pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi melalui perangkat telekomunikasi dalam hubungannya dengan pengaruh pengendalian/control pada objek jarak jauh.

Perkembangan/Sejarah Telematika di Indonesia
Untuk di Indonesia sendiri, perkembangan telematika mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat, yaitu:
  1. Periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Pada tahun 1970-an, perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, membuat Indonesia tidak cukup mengindahkan perkembangan telematika. Pada tahun 1980-an, jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas.
  2. Periode kedua disebut periode pengenalan, rentang wktunya adalah tahun 1990-an. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun ini. Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televisi internasional - tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998. 
  3. Periode ketiga yaitu periode aplikasi dimulai tahun 2000. Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Namun, peluang untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk kekerasan lainnya, menjadi sangat mudah didapatkan dalam teknologi telematika.



Sabtu, 04 Juli 2015

Bahasa Indonesia 2 (Tugas 4)



Database

            Database adalah kumpulan data yang terorganisir dan saling terhubung, yang didalamnya terdapat kumpulan skema, tabel, query, laporan, dan objek lainnya. Kusrini (2007) menyatakan bahwa database adalah kumpulan data yang saling berelasi. Data merupakan fakta mengenai objek, orang , dan lain-lain. Data dinyatakan dengan nilai angka, deretan karakter,atau simbol. Rika Arditasari (2012) menyatakan bahwa Prinsip utama Database adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibilitas dan kecepatan pada saat pengambilan data kembali. Adapun ciri-ciri basis data diantaranya adalah sebagai berikut :
·         Efisiensi meliputi kecepatan, ukuran, dan ketepatan
·         Data dalam jumlah besar.
·         Berbagi Pakai (dipakai bersama sama/Sharebility).
·         Mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya duplikasi data.

            Database Management System (DBMS) adalah software computer berupa aplikasi yang terhubung dengan user, aplikasi, dan database itu sendiri untuk mengambil, merancang  dan menganalisa data, beberapa contoh DBMS seperti MySQL, PostgreSQL, Oracle, Microsoft SQL Server, Sybase dan IBM DB2. Wildan (2010) menyatakan bahwa salah satu tujuan dari DBMS adalah memberikan tampilan kepada pengguna dalam hal menyampaikan data, untuk itu dalam DBMS terdapat level abstraksi data, level ini berguna untuk menyembunyikan detail atau kompleksitasnya basis data seperti bagaimana data disimpan dan diolah. Sehingga pengguna hanya melihat tampilan yag dibutuhkan oleh pengguna. Edhy Sutanta (2012) menyatakan bahwa perancangan database bukanlah hal yang mudah dilakukan karena harus mempertimbangkan banyak aspek terkait. Pengembang sistem biasanya merancang dan menggunakan kode-kode data dalam rancangan databasenya. Penggunaan kode data tersebut memiliki beberapa alasan, antara lain untuk efisiensi memori, memudahkan pertukaran data antar unit, mengurangi jumlah redundansi data, meningkatkan akurasi data, fleksibilitas data, serta konsistensi item data.

                Bahasa yang terdapat didalam database yang digunakan jika kita ingin membangun dan memanipulasi sebuah database, yaitu :
·         Data Definition Language (DDL)
Kumpulan perintah yang dapat digunakan untuk membuat dan mengubah struktur dan definisi tipe data serta hubungan antar data, perintah yang terdapat didalam DDL seperti, create table, drop table, alter table, create view dan create trigger.
·         Data Manipulation Language (DML)
Kumpulan perintah yang mengolah data didalam tabel, perintah tersebut seperti, insert into, update, delete from, dan select.



            Perancangan tabel didalam  database memiliki 2 hal penting yang perlu diperhatikan yaitu primary key dan foreign key.
·         Primary Key
Field kunci  utama dari suatu tabel yang menunjukkan bahwa field yang menjadi kunci tersebut tidak bisa diisi dengan data yang sama, dengan kata lain primary key menjadikan tiap record memiliki identitas sendiri-sendiri yang membedakan satu sama lainnya (unik). Primary Key berguna pada saat menampilkan record hasil pencarian (searching), pengurutan (sorting), dan berbagai operasi query lainnya.

·         Foreign Key
Field tabel ke 2 yang menghubungkan dengan tabel ke 1 atau utama yang berisi field primary key.



Tabel Database Kuliah
            Tabel diatas merupakan tabel - tabel yang terdapat didalam database kuliah, yang bertujuan menampilkan nilai mahasiswa beserta mata kuliah, dimana terdapat 3 tabel yaitu tabel MHS sebagai tabel mahasiswa berguna untuk mencatat data mahasiswa yang memiliki kolom NPM, Nama, dan Alamat. Primary key dari tabel MHS yaitu NPM. Tabel MKUL sebagai tabel mata kuliah berguna untuk mencatat daftar matakuliah mahasiswa, yang memiliki kolom  KDMK, MTKULIAH, SKS. Primary key MTKUL yaitu KDMK. Tabel NILAI, sesuai dengan nama tabel tersebut berguna untuk mencatat nilai mahasiswa, dimana didalam tabel tersebut terdapat foreign key yaitu NPM dari tabel MHS dan KDMK dari tabel MTKUL serta memiliki kolom MID dan FINAL, yaitu nilai pertengahan semester dan akhir semester. Dwi Apri (2009) menyatakan bahwa database didalam MySQL adalah sekumpulan tabel – tabel, jumalh tabel minimal 1 buah dan maksimalnya tidak terbatas. Semakin banyak tabel, maka akan semakin besar ukuran database anda, yang membatasi besarnya database adalah kemampuan system operasi kita, dan juga jumlah kapasitas ruang dalam harddisk dan memori komputer anda .
Referensi :
·        Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengolalaan Basis Data. ANDI. Yogyakarta

·        Edhy Sutanta. 2012. “Perbedaan Kode Data dan Strategi Penyelesaiannya Untuk Sinkronisasi Data Antar Database”. IPTEK-KOM, no. 2, vol. 14, pp 166

·         Rika, A. 2012. Apa yang anda ketahui tentang database <http://rikaarditasariblogs. blogspot.com/2011/12/apa-yang-anda-ketahui-tentang-database.html>  diakses tanggal 20 Mei 2015

·        Dwi, A. 2009.Pemrograman Basis Data Lanjut. STIMK. Surakarta

·         Wildan. 2010. Pengertian DBMS < https://wildanfaizzani.wordpress.com /2010/04/03/pengertian-dbms-database-management-system/> diakses tanggal 4 Juli 2015
 

Rabu, 20 Mei 2015

Bahasa Indonesia 2 (Tugas 3)





Database

Kusrini (2007) menyatakan bahwa Database dalah kumpulan data yang saling berelasi. Data sendiri merupakan fakta mengenai obyek, orang, dan lain-lain. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol).

Edhy Sutanta (2012) menyatakan bahwa Aktivitas perancangan database bukanlah perkara yang mudah dilakukan karena harus mempertimbangkan banyak aspek terkait. Pengembang sistem biasanya merancang dan menggunakan kode-kode data dalam rancangan databasenya. Penggunaan kode data tersebut memiliki beberapa alasan, antara lain untuk efisiensi memori, memudahkan pertukaran data antar unit, mengurangi jumlah redundansi data, meningkatkan akurasi data, fleksibilitas data, serta konsistensi item data. Di samping perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan penggunaan DBMS, perbedaan kode data dalam rancangan database pada umumnya terjadi dalam tiga hal, antara lain tipe data, ukuran data, dan domain data.

Rika Arditasari (2012) menyatakan bahwa Prinsip utama Database adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibelitas dan kecepatan pada saat pengambilan data kembali. Adapun ciri-ciri basis data diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi meliputi kecepatan, ukuran, dan ketepatan
2. Data dalam jumlah besar.
3. Berbagi Pakai (dipakai bersama sama/Sharebility).
4. Mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya duplikasi dan ketidakkonsistenan data.

Daftar Pustaka :
Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengolalaan Basis Data. ANDI. Yogyakarta
Edhy Sutanta. 2012. “Perbedaan Kode Data dan Strategi Penyelesaiannya Untuk Sinkronisasi Data Antar Database”. IPTEK-KOM, no. 2, vol. 14, pp 166
Rika, A. 2012. Apa yang anda ketahui tentang database <http://rikaarditasariblogs.blogspot.com/2011/12/apa-yang-anda-ketahui-tentang-database.html>  diakses tanggal 20 Mei 2015