Akal
dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri
manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut
ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah,
dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran
akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan
kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu
mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana
alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain
itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan
kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan
lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu
bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana
setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup
didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh
perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya
kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.
Akhirnya
manusia menemukan apa yang disebut “sesuatu dan kekuatan diluar dirinya“.
Ternyata keduanya adalah “Agama dan Tuhan“. Dengan demikian bahwa pandangan
hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia
memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas
dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja
dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal
urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam satu hadistnya: Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang
tidak berakal.”
Al-Qur’an
bisa dijadikan sebuah pedoman atau pandangan hidup
Pandangan
hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, atau petunjuk hidup di dunia. Selama manusia hidup di dunia, mereka
harus mempunyai pedoman atau pandangan hidup. Kita bisa menentukan pandangan
hidup sendiri, yaitu melalui pendapat-pendapat atau pertimbangan-pertimbangan
yang merupakan hasil dari pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah
menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan
ragamnya, akan tetapi menurut kutipan dari salah satu blog, yaitu Y.U.B.Z.,
pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3
macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat
pada negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Sedangkan
unsur-unsur dari dijadikan sesuatu sebagai pedoman atau pandangan
hidupan,yaitu:
∗Cita-cita
∗Kebajikan
∗Usaha
∗Keyakinan / kepercayaan
∗Cita-cita
∗Kebajikan
∗Usaha
∗Keyakinan / kepercayaan
Keempat
unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita-cita
merupakan apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau
perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang
baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tenteram. Usaha atau
perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan / kepercayaan. Keyakinan
/ kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan
kepada Tuhan.
Akal
dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri
manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut
ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah,
dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya. Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan. Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “sesuatu dan kekuatan diluar dirinya“. Ternyata keduanya adalah “Agama dan Tuhan“. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hadistnya: Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal.”
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya. Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan. Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “sesuatu dan kekuatan diluar dirinya“. Ternyata keduanya adalah “Agama dan Tuhan“. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hadistnya: Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal.”
Banyak
sekali contoh pedoman atau panndangan-pandangan hidup yang bisa digunakan oleh
seseorang. Namun, Tuhan telah memerintahkan kita untuk selalu berpedoman kepada
Firman sebagai pandangan hidup kita. Oleh karena itu, kewajiban kita untuk
selalu berpegang teguh kepada pedoman atau pandangan hidup kita masing-masing.
Sekian
tulisan saya mengenai manusia dan pandangan hidup, sekira mohon maaf apabila
ada kata-kata yang kurang tepat maupun yang tidak tepat sekalipun. Terima kasih
sudah berkunjung ke blog saya .
Sumber
https://www.google.com/