Senin, 29 Desember 2014

Proposal Skrips "Sistem Pakar Dalam Mendeteksi Penyakit Tulang"



BAB I
PENDAHULUAN

          Penyakit Tulang merupakan ganguan  kesehatan dengan gejala yang tidak nampak dari luar, penanganan penyakit tulang diperlukan seorang dokter ahli dibidangnya namun sampai saat ini dokter ahli tersebut masih sedikit, pihak Rumah Sakit kekurangan tenaga ahli dalam menghadapi begitu banyak pasien yang menderita penyakit tersebut.
            Penguranga massa tulang yang berlangsung dalam jaringan sel tulang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang diperlukan pemeriksaan radiology ataupun pemeriksaan dengan alat Densitometri. Penurunan massa tulang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti : usia, ras, berat badan, nutrisi, pola hidup, obat-obatan tertentu, penyakit tertentu, hormon dan genetic.
Komputer sebagai alat pengolah data, penghasil informasi, dan alat proses
pengambilan keputusan, memiliki kemampuan seperti manusia. Ilmu yang mempelajari
cara komputer dapat bertindak dan memiliki kecerdasan seperti manusia disebut
kecerdasan buatan (Artificial Intelegence).
Salah satu bidang dari kecerdasan buatan adalah sistem pakar (Expert System), dimana program komputer dapat menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu. Sistem pakar dibangun berdasarkan basis pengetahuan dan basis aturan.
Salah satu penerapan sistem pakar adalah dalam bidang medis, yang dalam penelitian
ini ada untuk mendeteksi penyakit sendi dan tulang. Penyebaran dokter spesialis
yang belum merata di wilayah Indonesia menyebabkan pasien mengalami kesulitan
bila ingin memeriksakan ke dokter spesialis. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem
yang bisa melakukan diagnosa terhadap penyakit-penyakit khusus, serta dapat
memberikan solusi mengenai pengobatan yang tepat.
Sistem yang dapat membantu paramedis untuk mendiagnosa penyakit dengan cara melakukan dialog interaktif mengenai gejala-gejala penyakit yang diderita oleh pasien meskipun tidak ada kehadiran seorang pakar reumatologi di suatu rumah sakit atau klinik kesehatan.
Dengan bantuan software sistem pakar, perlu dikembangkan pula sistem atau alat
untuk menunjang keamanan software yaitu sistem dongle. Dongle adalah suatu
alat perangkat keras kecil yang terhubung ke dalam serial atau port USB komputer
untuk memastikan bahwa hanya user yang diberi hak (authorized users) dapat
menggunakan aplikasi perangkat lunak tersebut. Dongle merupakan sistem
pengamanan perangkat lunak (software protection) dengan metode hardwarebased
(metode dasar perangkat keras) yang khas.
Karena dongle adalah perangkat keras, maka asumsinya lebih sulit untuk menduplikasinya atau membajaknya daripada security yang hanya mengandalkan software. Dengan program sistem pakar, diagnosa penyakit sendi dan tulang pada manusia dapat
dideteksi meskipun tanpa kehadiran dokter spesialis tulang dan sendi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Sistem Pakar dipopulerkan pada tahun 1956 oleh John McCarthy sebagai suatu tema ilmiah di bidang komputer yang diadakan di Darmouth College dengan istilah Artificial Intelegence. Perkembangan Artificial Intelegence (AI) merupakan terobosan baru dalam dunia komputer yang mendorong para peneliti untuk mengembangkan program lain yang bertujuan untuk memecahkan berbagai jenis masalah yang disebut sebagai GPS (General Problem Solver), yang pada kenyataannya menjadi tugas yang besar dan sangat sulit untuk dikembangkan.
Kemudian pada tahun 1976, program MYCIN dikembangkan oleh Shortliffe dengan bahasa pemrograman LISP. Program MYCIN menyimpan kurang lebih 500 basis pengetahuan dan basis aturan untuk mendiagnosis penyakit manusia. MYCIN digunakan untuk mengimplementasikan metode penelusuran dan pemecahan masalah,
serta mengembangkan beberapa teori penting dalam kecerdasan buatan.
Pada tahun 1978, bahasa pemrograman DENDRAL dikembangkan Bruce Buchanan dan
Edward Feigenbaum, dibuat untuk Badan Antariksa Amerika Serikat yaitu NASA dan digunakan untuk penelitian kimia di planet Mars. Program MYCIN menjadi acuan penting dalam pengembangan sistem pakar secara modern karena didalamnya telah terintegrasi semua komponen standar yang dibutuhkan oleh sistem pakar dan Edward Feigenbaum dikenal sebagai seorang tokoh bapak sistem pakar (The Father Of Expert Systems). Sistem Pakar merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menyimpan pengetahuan manusia ke dalam komputer dalam menyelesaikan permasalahan yang biasanya membutuhkan kepakaran seorang ahli atau pakar pada suatu bidang keahlian tertentu.
Dengan sistem pakar, orang biasa pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan oleh para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang mempunyai banyak pengetahuan. Penerapan sistem pakar dalam bidang medis tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran dokter tetapi untuk membantu dokter dalam melakukan tugasnya. Penerapan sistem pakar medis memerlukan
pendekatan baik dari sisi media maupun dari sisi komputasi yang dirasa sangat penting untuk mengetahui permasalah-permasalahan yang muncul secara lebih mendalam sehingga bisa ditentukan langkah-langkah yang harus ditetapkan. Pendekatan melalui sisi medis juga dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap penggunaan sistem pakar ini.
Dongle adalah suatu alat perangkat keras kecil yang terhubung ke dalam serial atau port USB suatu komputer, untuk memastikan bahwa hanya users yang diberi hak (authorized users) dapat menggunakan aplikasi perangkat lunak. Dongle merupakan sebuah metode dasar perangkat keras (hardware-based) yang khas. Pada saat program yang hadir dengan suatu dongle start, pertama kali program akan memeriksa dongle tersebut untuk verifikasi. Jika program tidak
menemukan dongle tersebut, program akan berhenti bekerja (quit). Dongle sebagai metode yang paling dipercaya dalam perlindungan software dan merupakan suatu pendekatan yang cocok untuk mencegah software komersial dengan harga tinggi dari pembajakan. Sudah sejak lama dongle dipakai untuk mengamankan software yang dijual. Di dalam aplikasi yang dibuat, perlu dilakukan pengecekan kode-kode tertentu yang ada di dalam dongle. Sebagai perangkat keras, maka asumsinya lebih sulit untuk menduplikasinya atau membajaknya dari pada security
yang mengandalkan software. Tujuan dari developer agar software yang dibuat tidak dapat disalin dan diinstal di komputer manapun tanpa lisensi atau dongle tersebut.
Dalam penelitian ini dibuat aplikasi yang dikembangkan untuk membuat suatu flashdisk menjadi suatu dongle. Dengan aplikasi yang tersedia, akan memudahkan membuat berbagai macam flashdisk menjadi dongle. Perangkat (tool) yang dibuat untuk menandai flashdisk akan dijadikan dongle, dan bagaimana cara untuk memvalidasi flashdisk dongle-nya valid atau tidak, tool yang dibuat digunakan untuk menandai beberapa flashdisk sekaligus. Proses yang dilakukan oleh tool ini :
·         Menampilkan drive (khusus flashdisk) dan mengambil nomor serialnya (serial number )
·          Membuat file dongle key (kunci dongle) yang disimpan di flashdisk. Isinya adalah serial number dari flashdisk yang sudah di-enkripsi, misalnya dengan enkripsi MD5. File dongle key ini yang dibutuhkan untuk melakukan validasi flashdisk dongle
·          Menyembunyikan file dongle key menggunakan perintah attrib +s +h.


BAB III
PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem yang digunakan adalah model proses waterfall. Metode waterfall atau model sekuensial linear (linear sequential model) atau classic life cycle (siklus klasik) merupakan suatu model klasik yang bersifat sistematis dan sekuensial dalam membangun software, dimana setiap tahap yang dilalui harus menunggu tahap yang sebelumnya selesai dikerjakan dan berjalan berurutan. Metode ini dipilih karena pada prinsipnya pengembangan model sistem waterfall dilakukan secara sistematis dan terarah dalam setiap tahapan perancangan dan implementasinya. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Model Waterfall



Tahapan-tahapan dalam perancangan program sistem pakar adalah :

1.      Requirements definition (analisis dan definisi persyaratan), yaitu mengumpulkan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Informasi yang dibutuhkan antara lain macam-macam penyakit sendi dan tulang, gejala masing-masing penyakit dan anjuran pengobatan atau terapi, serta mengumpulkan bahan pendukung perancangan sistem dongle. Tahapannya harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.
2.      System and Software Design (perancangan sistem dan perangkat lunak). Dilakukan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap. Merancang tabel-tabel untuk database (penyimpanan data), merancang interface program sistem pakar diagnosis penyakit sendi dan tulang, serta merancang interface aplikasi untuk membuat sistem dongle.
3.      Implementation and Unit Testing (Implementasi dan Pengujian Unit), yaitu menterjemahkan desain program yang telah dibuat sebelumnya ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Berdasarkan perancangan sistem yang telah dibuat, kemudian diimplementasikan dengan membangun database untuk menyimpan data penyakit sendi dan tulang, data gejala, dan data anjuran terapi atau pengobatan, serta membangun program sistem pakar diagnosis penyakit sendi dan tulang yang dapat dijalankan oleh pengguna untuk konsultasi penyakit dan pakar (admin) untuk mengelola data seperti menambah, merubah, dan menghapus data. Untuk
membangun aplikasi yang dipakai dalam membuat suatu perangkat flashdisk menjadi dongle. Sistem pakar dan dongle diimplementasikan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000. Kemudian pada program sistem pakar dan aplikasi dongle, masing-masing dilakukan pengecekan error program agar keduanya dapat berjalan dengan cukup baik atau tidak terdapat error program pada masing-masing aplikasi.
4.      Integration and System Testing (Integrasi dan Pengujian Sistem), yaitu menyatukan unit-unit program dan diuji secara keseluruhan. Menyatukan aplikasi dongle dan program pakar dengan membuat koneksi agar keduanya dapat terhubung dan melakukan pengecekan sampai keduanya terkoneksi dengan cukup baik atau tidak terdapat error.
5.      Setelah pengujian sistem selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah Operation and Maintenance (Penerapan dan Pemeliharaan Sistem), yaitu mengoperasikan program di lingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.

Di dalam sistem pakar diagnosa penyakit sendi dan tulang dibutuhkan dua hal yang penting yaitu basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan (knowledge base) berisi fakta-fakta yang dibutuhkan sistem, sedangkan mesin inferensi (inference engine) digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang dimasukkan pengguna hingga dapat ditemukan suatu kesimpulan. Model sistem pakar forward chaining berbasis aturan dapat dapat dilihat pada Gambar 3. Basis
pengetahuan pada forward chaining dimulai dari sekumpulan fakta-fakta tentang suatu gejala yang dirasakan pasien sebagai masukan sistem untuk kemudian dilakukan pelacakan sampai tercapainya tujuan akhir berupa kesimpulan tindakan medis. Basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari gejala penyakit, jenis penyakit, dan saran terapi.

Gambar 3 Model Forward Chaining

Operasi dari sistem forward chaining dimulai dengan memasukkan sekumpulan fakta yang diketahui ke dalam memori kerja (working memory), kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Kemudian proses dilanjutkan sampai dengan mencapai goal atau tidak ada lagi aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Operasi tersebut dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 4, bahwa proses dimulai dengan memasukkan informasi pada sistem kemudian sistem akan melakukan pencocokan antara informasi yang dimasukkan dengan pernyataan-pernyataan yang sudah
sebelumnya dan pernyataan tersebut berupa rule. Teknik penelusuran data yang digunakan pada sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang ini adalah Breadth-first search, dimana proses penelusuran dilakukan dengan menguji setiap level-nya.
Gambar 4 Proses Inference Forward Chaining


IF nyeri sendi (GJ01) AND pembengkakan (GJ04) AND kemerahan (GJ05) AND kekakuan sendi (GJ06) AND kehangatan sendi (GJ10) AND kedinginan (GJ15) AND demam (GJ16) THEN Septic Arthritis (Infeksius Arthritis) (PY02).Gambar 5 merupakan diagram alir teknik penelusuran yang menjelaskan proses penelusuran data yang dimulai dari gejala GJ01, turun ke GJ04, kemudian dicari yang sejajar dengan GJ04, yaitu GJ05 dan GJ06. Setelah tidak ada lagi yang sejajar maka penelusuran dilanjutkan ke bawah yaitu GJ10, dan diteruskan yang
sejajar dengan GJ10, yaitu GJ15, GJ16, sampai selesai yaitu diagnosa PY02.

Gambar 5 Diagram Alir Teknik Penelusuran Gangguan Penyakit Sendi Dan Tulang


Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang pada manusia merupakan suatu sistem yang menganalisa data gejala yang dialami pasien untuk menghasilkan diagnosa jenis penyakit yang diderita. Input dari sistem berupa gejala yang dialami pasien, update basis pengetahuan dan basis aturan merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pakar sebagai fasilitas yang disediakan bagi pakar. Output dari sistem berupa jenis penyakit sendi dan tulang, antara lain Artritis Reumatoid (Rheumatoid Arthritis (RA)), Septic Arthritis (Infeksius Arthritis), Polymyalgia Rheumatica (PMR), Osteoartritis Lutut (Knee Osteoarthritis), Ricketsia (Rickets), Osteomalasia (Osteomalacia), Ankylosing Spondylitis (Spondylitis Ankylosis/Spondilitis Ankilosis), Osteomyelitis (Infeksi Tulang), Scoliosis, dan Gout. Selain itu, output dari sistem berupa dongle key pada flashdisk. Dengan adanya dongle key pada flashdisk, maka flashdisk tersebut dapat digunakan sebagai dongle.

Gambar 6 Diagram Alur Sistem


Gambar 6 menjelaskan diagram alur perancangan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang pada manusia dengan memanfaatkan teknologi dongle dapat dijalankan bila dongle telah aktif. Bila dongle belum aktif atau USB flashdisk yang berperan sebagai dongle belum terpasang maka aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit sendi dan tulang tidak dapat dijalankan. Perancangan sistem merupakan bagian penting dalam pengerjaan suatu aplikasi karena rancangan sistem menggambarkan sistem yang akan dibangun.


BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

Perancangan sistem akan diimplementasikan dalam bentuk pengkodean (coding) untuk membangun aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang pada manusia dengan memanfaatkan teknologi dongle dan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 sebagai user interface dan basis data yang digunakan adalah Microsoft SQL Server 2000. Aplikasi sistem dongle bermanfaat untuk memproteksi software agar tidak mudah dijalankan diperangkat komputer manapun, hanya dapat dijalankan apabila menggunakan flashdisk yang berperan sebagai dongle-nya. Ketika software dijalankan, pertama kali program akan memeriksa dongle untuk verifikasi, jika program tidak menemukan keberadaan dongle maka program akan berhenti bekerja (quit). Flashdisk dapat dipakai sebagai dongle dengan cara menjalankan aplikasi create dongle. Namun sebelum menjalankan aplikasi create dongle, USB flashdisk harus sudah terpasang di perangkat computer dan sudah tertampil di Windows Explorer terlebih dahulu.

Gambar 11 Form Create Dongle


Form create dongle ditunjukkan pada Gambar 11. Pada form ini akan ditampilkan drive (flashdisk) dan mengambil nomor serialnya. Selanjutnya akan dibuat file dongle key dan menyimpannya di flashdisk. Isi dari dongle key adalah nomor serial (serial number) dari flashdisk itu sendiri yang sudah di-enkripsi. File dongle key inilah yang dibutuhkan untuk melakukan validasi flashdisk dongle. Jika validasi flashdisk dongle benar atau dongle telah aktif, maka aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang pada manusia dapat dijalankan. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sendi dan Tulang pada Manusia dapat dijalankan jika user telah mengaktifkan dongle. Sehingga ketika sistem mengecek validasi flashdisk dongle, sistem membaca dongle telah aktif, kemudian user akan masuk pada menu login. Login digunakan untuk mengetahui status user yang akan mengakses sistem ini. Status user ada dua yaitu pemakai dan pakar. Perbedaan status user yaitu pemakai hanya dapat melakukan konsultasi penyakit serta melihat informasi mengenai penyakit sendi dan tulang, sedangkan pakar selain dapat melakukan konsultasi dan melihat informasi tentang penyakit sendi dan tulang, juga
dapat menambah, merubah, dan menghapus data penyakit, data gejala, maupun data terapi. Setelah melakukan proses login, akan masuk menu utama. Dari menu utama, pemakai dapat mengakses seluruh fasilitas yang ada kecuali fasilitas basis pengetahuan dan basis aturan.


Gambar 12 Proses Tampilan Form Pertama Kali Dijalankan User



Gambar 12 menggambarkan tampilan aplikasi sistem pakar pada saat pertama kali dijalankan oleh user. User akan masuk pada form login untuk mengetahui status user yang akan mengakses sistem pakar. Apabila status user adalah pemakai, maka tidak perlu memasukkan nama dan password. Tetapi bila status user adalah pakar, maka harus memasukkan nama dan password. Pemakai memiliki hak untuk melakukan konsultasi penyakit. Pakar memiliki hak yang lebih kompleks, yaitu diijinkan melakukan beberapa manipulasi data, baik pada data terapi, data penyakit, aturan gejala maupun aturan terapi. Manipulasi data tersebut berupa penambahan
data, penghapusan data dan penyimpanan data. Gambar 13 menggambarkan proses konsultasi, dimana user dapat melakukan konsultasi dengan cara mencentang gejala-gejala yang dirasakan. Gejala-gejala tersebut nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan sistem untuk menarik keputusan. Hasil yang ditampilkan adalah data suatu jenis penyakit beserta daftar saran terapinya. Pakar dapat mengakses fasilitas untuk mengelola data basis pengetahuan dengan memilih menu Pakar-Basis Pengetahuan. Fasilitas yang disediakan oleh operasi pengelolaan data basis pengetahuan meliputi : data penyakit, data gejala, dan data terapi.


 




 
Gambar 13 Tampilan Proses Konsultasi

Gambar 14 menggambarkan tampilan fasilitas basis pengetahuan. Pakar dapat mengelola data penyakit, data gejala, dan data terapi. Pada form, pakar dapat menambah, merubah, dan menghapus data penyakit, data gejala, dan data terapi. Pakar dapat mengakses fasilitas untuk mengelola data basis aturan dengan memilih menu Pakar - Basis Aturan. Fasilitas yang disediakan oleh operasi pengelolaan data basis aturan, meliputi data aturan gejala dan data aturan terapi.
Gambar 14 Tampilan Fasilitas Basis Pengetahuan
Untuk mempermudah user dalam proses pencarian pada data yang telah dimasukkan, disediakan aplikasi pencarian data seperti : pencarian terhadap data penyakit, data gejala, data terapi, data aturan gejala, serta data aturan terapi. Sebagai contoh adalah fasilitas pencarian data penyakit yang terlihat pada Gambar 15. User dapat mencari data penyakit berdasarkan kode penyakit atau nama penyakit.

Gambar 15 Tampilan Fasilitas Pencarian Data Penyakit

Perancangan aplikasi dongle dapat dikembangkan menjadi suatu aplikasi yang dapat diakses oleh banyak komputer client dengan mengembangkan aplikasi dongle untuk server. Aplikasi dapat dijalankan di komputer client apabila server yang memegang akses dongle aktif. Sebagai contoh apabila program sistem pakar akan dikembangkan untuk bisa digunakan di beberapa perangkat komputer yang terhubung oleh suatu jaringan komputer, maka cukup menggunakan satu buah dongle saja yang dipasang di komputer server, tidak perlu memasang dongle di setiap perangkat komputer client. Tentu saja hal ini dapat menghemat biaya (cost) untuk pembelian perangkat hardware yang digunakan sebagai dongle. Gambar 16 menunjukkan aplikasi dongle pada server, dimana dongle pada server dapat menerima koneksi masuk dari client, melakukan pengecekan dongle, kemudian memberikan balasan ke client dengan nilai true dan false. Jika bernilai true, client dapat mengakses aplikasi sistem pakar dan jika bernilai false maka. client tidak dapat menjalankan aplikasi. Oleh karena itu, aplikasi client harus mempunyai cara untuk mengetahui apakah status dongle di server dipasang atau tidak, atau dongle-nya valid atau tidak. Terdapat dua macam cara, yaitu status dongle-nya disimpan di database atau status dongle hanya akan dicek jika ada request dari client. Dengan memakai yang kedua, yaitu server hanya akan mengecek status dongle jika ada request dari client. Cara yang lebih efektif bila dibandingkan dengan menyimpan status dongle di dalam database, karena dengan cara ini tidak
perlu harus realtime mengecek status dongle dan akan lebih menghemat memory. Apabila server menyimpan status dongle ke dalam database, perlu membuat program tambahan yang sifatnya realtime mengecek status dongle, kemudian menyimpannya ke database sehingga hal ini memungkinkan client mengetahui status terakhir dongle. Sistem pakar yang telah dirancang tentunya perlu hasil uji coba untuk memastikan bahwa sistem yang dirancang telah berfungsi sesuai dengan yang diinginkan. Dimana sistem pakar merupakan aplikasi yang dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dan meniru kerja dari para ahli atau sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar computer dapat menyelesaikan masalah seperti biasanya para ahli.


Gambar 18 Tampilan Form Dongle Server


Tabel 6 Tabel Uji Sistem Untuk Pakar
Pengujian sistem dilakukan dengan metode black box testing. Pengujian digunakan untuk mendemonstrasikan fungsi software yang dioperasikan, apakah input diterima dengan benar dan apakah output yang dihasilkan benar. Pengujian sistem yang dilakukan ada tiga, yaitu pengujian aplikasi, pengujian sistem untuk pemakai, dan pengujian sistem untuk pakar. Pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6 sampai dengan Tabel 8.

Tabel 7 Tabel Uji Sistem Untuk Pemakai



Tabel 8 Tabel Uji Aplikasi
Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan mengenai sistem pakar untuk diagnosa penyakit sendi dan tulang pada manusia dengan memanfaatkan teknologi dongle, didapat sebuah aplikasi yang dapat memberikan hasil diagnosa dari gejala-gejala yang telah dimasukkan oleh user. Aplikasi yang ada dilengkapi dengan sistem pengamanan perangkat lunak (software protection) dengan metode hardware-based, berupa pemanfaatan flashdisk sebagai media otorisasi untuk menjalankan program. Hal ini memiliki tujuan agar aplikasi sistem pakar tidak mudah dijalankan di computer manapun. Pada penelitian yang berikutnya dapat dikembangan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang yang lebih luas cakupannya, baik berupa penyakit maupun terapinya serta fasilitas-fasilitas yang dibangun pada sistem, sehingga dapat memberikan layanan yang maksimal untuk user. Sistem pengamanan perangkat lunak juga perlu dikembangkan lebih protektif lagi, misalnya adalah agar data yang terdapat di dalam flashdisk yang berperan sebagai dongle tidak dapat disalin ke peripheral yang lain.












Daftar Pustaka

1.      Turban E. 2005. Decision Support Systems And Intelligent Systems. Yogyakarta : Penerbit Andi. Perancangan dan Program (Wardhani, dkk) Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 8. No.2, Agustus 2011 : 101 – 200
2.      Jogiyanto. 2003. Pengembangan Sistem Pakar menggunakan Visual Basic. Yogyakarta: Andi Offset.
3.      Thomborson, Clark dan William Zhu. 2006. Obfuscate Arrays by Homomorphic Functions, http://profs.sci.univr.it/~giaco/download/Watermarking-bfuscation/Array-offusaction.pdf.
4.      Pressman, Roger. 1997. Software Enginering : A Practioner’s Approach 4th. McGrawhill Publishing Company.
5.      Sommerville, Ian. 2001. Software Enginering 6th. Penerbit Addison Wesley Publising Company.
6.      Ayuliana. 2009. Testing Dan Implementasi. http:// www.gunadarma.ac.id.