BAB
I
PENDAHULUAN
Penyakit Tulang
merupakan ganguan kesehatan dengan
gejala yang tidak nampak dari luar, penanganan penyakit tulang diperlukan
seorang dokter ahli dibidangnya namun sampai saat ini dokter ahli tersebut
masih sedikit, pihak Rumah Sakit kekurangan tenaga ahli dalam menghadapi begitu
banyak pasien yang menderita penyakit tersebut.
Penguranga
massa tulang yang berlangsung dalam jaringan sel tulang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang diperlukan pemeriksaan radiology ataupun pemeriksaan
dengan alat Densitometri. Penurunan massa tulang dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti : usia, ras, berat badan, nutrisi, pola hidup, obat-obatan
tertentu, penyakit tertentu, hormon dan genetic.
Komputer
sebagai alat pengolah data, penghasil informasi, dan alat proses
pengambilan keputusan,
memiliki kemampuan seperti manusia. Ilmu yang mempelajari
cara komputer
dapat bertindak dan memiliki kecerdasan seperti manusia disebut
kecerdasan
buatan (Artificial Intelegence).
Salah
satu bidang dari kecerdasan buatan adalah sistem pakar (Expert System),
dimana program komputer dapat menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian
pada suatu wilayah pengetahuan tertentu. Sistem pakar dibangun berdasarkan
basis pengetahuan dan basis aturan.
Salah
satu penerapan sistem pakar adalah dalam bidang medis, yang dalam penelitian
ini ada untuk
mendeteksi penyakit sendi dan tulang. Penyebaran dokter spesialis
yang belum
merata di wilayah Indonesia menyebabkan pasien mengalami kesulitan
bila ingin
memeriksakan ke dokter spesialis. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem
yang bisa
melakukan diagnosa terhadap penyakit-penyakit khusus, serta dapat
memberikan solusi
mengenai pengobatan yang tepat.
Sistem
yang dapat membantu paramedis untuk mendiagnosa penyakit dengan cara melakukan
dialog interaktif mengenai gejala-gejala penyakit yang diderita oleh pasien
meskipun tidak ada kehadiran seorang pakar reumatologi di suatu rumah sakit
atau klinik kesehatan.
Dengan
bantuan software sistem pakar, perlu dikembangkan pula sistem atau alat
untuk menunjang
keamanan software yaitu sistem dongle. Dongle adalah suatu
alat perangkat
keras kecil yang terhubung ke dalam serial atau port USB komputer
untuk memastikan
bahwa hanya user yang diberi hak (authorized users) dapat
menggunakan
aplikasi perangkat lunak tersebut. Dongle merupakan sistem
pengamanan
perangkat lunak (software protection) dengan metode hardwarebased
(metode dasar
perangkat keras) yang khas.
Karena
dongle adalah perangkat keras, maka asumsinya lebih sulit untuk
menduplikasinya atau membajaknya daripada security yang hanya
mengandalkan software. Dengan program sistem pakar, diagnosa penyakit
sendi dan tulang pada manusia dapat
dideteksi meskipun
tanpa kehadiran dokter spesialis tulang dan sendi.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Sistem
Pakar dipopulerkan pada tahun 1956 oleh John McCarthy sebagai suatu tema ilmiah
di bidang komputer yang diadakan di Darmouth College dengan istilah Artificial
Intelegence. Perkembangan Artificial Intelegence (AI) merupakan
terobosan baru dalam dunia komputer yang mendorong para peneliti untuk
mengembangkan program lain yang bertujuan untuk memecahkan berbagai jenis
masalah yang disebut sebagai GPS (General Problem Solver), yang pada
kenyataannya menjadi tugas yang besar dan sangat sulit untuk dikembangkan.
Kemudian
pada tahun 1976, program MYCIN dikembangkan oleh Shortliffe dengan bahasa
pemrograman LISP. Program MYCIN menyimpan kurang lebih 500 basis pengetahuan
dan basis aturan untuk mendiagnosis penyakit manusia. MYCIN digunakan untuk
mengimplementasikan metode penelusuran dan pemecahan masalah,
serta
mengembangkan beberapa teori penting dalam kecerdasan buatan.
Pada
tahun 1978, bahasa pemrograman DENDRAL dikembangkan Bruce Buchanan dan
Edward
Feigenbaum, dibuat untuk Badan Antariksa Amerika Serikat yaitu NASA dan
digunakan untuk penelitian kimia di planet Mars. Program MYCIN menjadi acuan
penting dalam pengembangan sistem pakar secara modern karena didalamnya telah
terintegrasi semua komponen standar yang dibutuhkan oleh sistem pakar dan
Edward Feigenbaum dikenal sebagai seorang tokoh bapak sistem pakar (The
Father Of Expert Systems). Sistem Pakar merupakan suatu sistem yang
dirancang untuk menyimpan pengetahuan manusia ke dalam komputer dalam
menyelesaikan permasalahan yang biasanya membutuhkan kepakaran seorang ahli
atau pakar pada suatu bidang keahlian tertentu.
Dengan
sistem pakar, orang biasa pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang
sebenarnya hanya dapat diselesaikan oleh para ahli. Bagi para ahli, sistem
pakar akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang mempunyai banyak
pengetahuan. Penerapan sistem pakar dalam bidang medis tidak dimaksudkan untuk
menggantikan peran dokter tetapi untuk membantu dokter dalam melakukan
tugasnya. Penerapan sistem pakar medis memerlukan
pendekatan baik
dari sisi media maupun dari sisi komputasi yang dirasa sangat penting untuk
mengetahui permasalah-permasalahan yang muncul secara lebih mendalam sehingga
bisa ditentukan langkah-langkah yang harus ditetapkan. Pendekatan melalui sisi
medis juga dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap penggunaan sistem
pakar ini.
Dongle
adalah
suatu alat perangkat keras kecil yang terhubung ke dalam serial atau port USB
suatu komputer, untuk memastikan bahwa hanya users yang diberi hak (authorized
users) dapat menggunakan aplikasi perangkat lunak. Dongle merupakan
sebuah metode dasar perangkat keras (hardware-based) yang khas. Pada
saat program yang hadir dengan suatu dongle start, pertama kali program
akan memeriksa dongle tersebut untuk verifikasi. Jika program tidak
menemukan dongle
tersebut, program akan berhenti bekerja (quit). Dongle sebagai
metode yang paling dipercaya dalam perlindungan software dan merupakan
suatu pendekatan yang cocok untuk mencegah software komersial dengan
harga tinggi dari pembajakan. Sudah sejak lama dongle dipakai untuk mengamankan
software yang dijual. Di dalam aplikasi yang dibuat, perlu dilakukan
pengecekan kode-kode tertentu yang ada di dalam dongle. Sebagai
perangkat keras, maka asumsinya lebih sulit untuk menduplikasinya atau
membajaknya dari pada security
yang mengandalkan
software. Tujuan dari developer agar software yang dibuat
tidak dapat disalin dan diinstal di komputer manapun tanpa lisensi atau dongle
tersebut.
Dalam
penelitian ini dibuat aplikasi yang dikembangkan untuk membuat suatu flashdisk
menjadi suatu dongle. Dengan aplikasi yang tersedia, akan memudahkan
membuat berbagai macam flashdisk menjadi dongle. Perangkat (tool)
yang dibuat untuk menandai flashdisk akan dijadikan dongle, dan
bagaimana cara untuk memvalidasi flashdisk dongle-nya valid atau
tidak, tool yang dibuat digunakan untuk menandai beberapa flashdisk sekaligus.
Proses yang dilakukan oleh tool ini :
·
Menampilkan drive (khusus flashdisk)
dan mengambil nomor serialnya (serial number )
·
Membuat file dongle key (kunci dongle)
yang disimpan di flashdisk. Isinya adalah serial number dari flashdisk
yang sudah di-enkripsi, misalnya dengan enkripsi MD5. File
dongle key ini yang dibutuhkan untuk melakukan validasi flashdisk dongle
·
Menyembunyikan file dongle key menggunakan
perintah attrib +s +h.
BAB
III
PERANCANGAN
SISTEM
Perancangan
sistem yang digunakan adalah model proses waterfall. Metode waterfall
atau model sekuensial linear (linear sequential model) atau classic
life cycle (siklus klasik) merupakan suatu model klasik yang
bersifat sistematis dan sekuensial dalam membangun software, dimana
setiap tahap yang dilalui harus menunggu tahap yang sebelumnya selesai
dikerjakan dan berjalan berurutan. Metode ini dipilih karena pada prinsipnya
pengembangan model sistem waterfall dilakukan secara sistematis dan
terarah dalam setiap tahapan perancangan dan implementasinya. Secara umum
tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Model
Waterfall
Tahapan-tahapan
dalam perancangan program sistem pakar adalah :
1. Requirements
definition (analisis dan definisi persyaratan),
yaitu mengumpulkan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan
dibangun. Informasi yang dibutuhkan antara lain macam-macam penyakit sendi dan
tulang, gejala masing-masing penyakit dan anjuran pengobatan atau terapi, serta
mengumpulkan bahan pendukung perancangan sistem dongle. Tahapannya harus
dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.
2. System
and Software Design (perancangan sistem dan perangkat
lunak). Dilakukan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.
Merancang tabel-tabel untuk database (penyimpanan data), merancang interface
program sistem pakar diagnosis penyakit sendi dan tulang, serta merancang interface
aplikasi untuk membuat sistem dongle.
3. Implementation
and Unit Testing (Implementasi dan Pengujian Unit), yaitu
menterjemahkan desain program yang telah dibuat sebelumnya ke dalam kode-kode
dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Berdasarkan
perancangan sistem yang telah dibuat, kemudian diimplementasikan dengan
membangun database untuk menyimpan data penyakit sendi dan tulang, data
gejala, dan data anjuran terapi atau pengobatan, serta membangun program sistem
pakar diagnosis penyakit sendi dan tulang yang dapat dijalankan oleh pengguna
untuk konsultasi penyakit dan pakar (admin) untuk mengelola data seperti
menambah, merubah, dan menghapus data. Untuk
membangun aplikasi yang dipakai dalam membuat suatu
perangkat flashdisk menjadi dongle. Sistem pakar dan dongle diimplementasikan
menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000.
Kemudian pada program sistem pakar dan aplikasi dongle, masing-masing
dilakukan pengecekan error program agar keduanya dapat berjalan dengan
cukup baik atau tidak terdapat error program pada masing-masing aplikasi.
4. Integration
and System Testing (Integrasi dan Pengujian Sistem), yaitu
menyatukan unit-unit program dan diuji secara keseluruhan. Menyatukan aplikasi dongle
dan program pakar dengan membuat koneksi agar keduanya dapat terhubung dan
melakukan pengecekan sampai keduanya terkoneksi dengan cukup baik atau tidak
terdapat error.
5. Setelah
pengujian sistem selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah Operation and
Maintenance (Penerapan dan Pemeliharaan Sistem), yaitu mengoperasikan
program di lingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau
perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.
Di
dalam sistem pakar diagnosa penyakit sendi dan tulang dibutuhkan dua hal yang
penting yaitu basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan (knowledge
base) berisi fakta-fakta yang dibutuhkan sistem, sedangkan mesin inferensi
(inference engine) digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang
dimasukkan pengguna hingga dapat ditemukan suatu kesimpulan. Model sistem pakar
forward chaining berbasis aturan dapat dapat dilihat pada Gambar 3.
Basis
pengetahuan pada
forward chaining dimulai dari sekumpulan fakta-fakta tentang suatu
gejala yang dirasakan pasien sebagai masukan sistem untuk kemudian dilakukan
pelacakan sampai tercapainya tujuan akhir berupa kesimpulan tindakan medis.
Basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari gejala penyakit, jenis
penyakit, dan saran terapi.
Gambar
3 Model
Forward Chaining
Operasi
dari sistem forward chaining dimulai dengan memasukkan sekumpulan fakta
yang diketahui ke dalam memori kerja (working memory), kemudian
menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang
diketahui. Kemudian proses dilanjutkan sampai dengan mencapai goal atau
tidak ada lagi aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Operasi
tersebut dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 4, bahwa proses dimulai
dengan memasukkan informasi pada sistem kemudian sistem akan melakukan
pencocokan antara informasi yang dimasukkan dengan pernyataan-pernyataan
yang sudah
sebelumnya dan
pernyataan tersebut berupa rule. Teknik penelusuran data yang digunakan
pada sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang ini adalah Breadth-first
search, dimana proses penelusuran dilakukan dengan menguji setiap level-nya.
Gambar
4 Proses
Inference Forward Chaining
IF
nyeri
sendi (GJ01) AND pembengkakan (GJ04) AND kemerahan (GJ05) AND kekakuan sendi
(GJ06) AND kehangatan sendi (GJ10) AND kedinginan (GJ15) AND demam (GJ16) THEN Septic
Arthritis (Infeksius Arthritis) (PY02).Gambar 5 merupakan diagram alir
teknik penelusuran yang menjelaskan proses penelusuran data yang dimulai dari
gejala GJ01, turun ke GJ04, kemudian dicari yang sejajar dengan GJ04, yaitu
GJ05 dan GJ06. Setelah tidak ada lagi yang sejajar maka penelusuran dilanjutkan
ke bawah yaitu GJ10, dan diteruskan yang
sejajar dengan
GJ10, yaitu GJ15, GJ16, sampai selesai yaitu diagnosa PY02.
Gambar
5 Diagram
Alir Teknik Penelusuran Gangguan Penyakit Sendi Dan Tulang
Sistem
pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang pada manusia merupakan suatu
sistem yang menganalisa data gejala yang dialami pasien untuk menghasilkan
diagnosa jenis penyakit yang diderita. Input dari sistem berupa gejala
yang dialami pasien, update basis pengetahuan dan basis aturan merupakan
salah satu komponen penting dalam sistem pakar sebagai fasilitas yang
disediakan bagi pakar. Output dari sistem berupa jenis penyakit sendi
dan tulang, antara lain Artritis Reumatoid (Rheumatoid Arthritis (RA)), Septic
Arthritis (Infeksius Arthritis), Polymyalgia Rheumatica (PMR),
Osteoartritis Lutut (Knee Osteoarthritis), Ricketsia (Rickets), Osteomalasia
(Osteomalacia), Ankylosing Spondylitis (Spondylitis Ankylosis/Spondilitis
Ankilosis), Osteomyelitis (Infeksi Tulang), Scoliosis, dan Gout.
Selain itu, output dari sistem berupa dongle key pada flashdisk.
Dengan adanya dongle key pada flashdisk, maka flashdisk tersebut
dapat digunakan sebagai dongle.
Gambar 6 Diagram
Alur Sistem
Gambar
6 menjelaskan diagram alur perancangan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit
sendi dan tulang pada manusia dengan memanfaatkan teknologi dongle dapat
dijalankan bila dongle telah aktif. Bila dongle belum aktif atau
USB flashdisk yang berperan sebagai dongle belum terpasang maka
aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit sendi dan tulang tidak dapat
dijalankan. Perancangan sistem merupakan bagian penting dalam pengerjaan suatu
aplikasi karena rancangan sistem menggambarkan sistem yang akan dibangun.
BAB
IV
IMPLEMENTASI
DAN PEMBAHASAN
Perancangan
sistem akan diimplementasikan dalam bentuk pengkodean (coding) untuk
membangun aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang
pada manusia dengan memanfaatkan teknologi dongle dan bahasa pemrograman
Visual Basic 6.0 sebagai user interface dan basis data yang digunakan
adalah Microsoft SQL Server 2000. Aplikasi sistem dongle bermanfaat
untuk memproteksi software agar tidak mudah dijalankan diperangkat
komputer manapun, hanya dapat dijalankan apabila menggunakan flashdisk yang
berperan sebagai dongle-nya. Ketika software dijalankan, pertama
kali program akan memeriksa dongle untuk verifikasi, jika program tidak
menemukan keberadaan dongle maka program akan berhenti bekerja (quit).
Flashdisk dapat dipakai sebagai dongle dengan cara menjalankan
aplikasi create dongle. Namun sebelum menjalankan aplikasi create
dongle, USB flashdisk harus sudah terpasang di perangkat computer
dan sudah tertampil di Windows Explorer terlebih dahulu.
Gambar 11 Form
Create Dongle
Form
create dongle ditunjukkan pada Gambar 11. Pada form
ini akan ditampilkan drive (flashdisk) dan mengambil nomor
serialnya. Selanjutnya akan dibuat file dongle key dan menyimpannya di flashdisk.
Isi dari dongle key adalah nomor serial (serial number) dari flashdisk
itu sendiri yang sudah di-enkripsi. File dongle key inilah
yang dibutuhkan untuk melakukan validasi flashdisk dongle. Jika validasi
flashdisk dongle benar atau dongle telah aktif, maka aplikasi
sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang pada manusia dapat
dijalankan. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sendi dan Tulang pada Manusia dapat
dijalankan jika user telah mengaktifkan dongle. Sehingga ketika
sistem mengecek validasi flashdisk dongle, sistem membaca dongle telah
aktif, kemudian user akan masuk pada menu login. Login digunakan
untuk mengetahui status user yang akan mengakses sistem ini. Status user
ada dua yaitu pemakai dan pakar. Perbedaan status user yaitu pemakai
hanya dapat melakukan konsultasi penyakit serta melihat informasi mengenai
penyakit sendi dan tulang, sedangkan pakar selain dapat melakukan konsultasi
dan melihat informasi tentang penyakit sendi dan tulang, juga
dapat menambah,
merubah, dan menghapus data penyakit, data gejala, maupun data terapi. Setelah
melakukan proses login, akan masuk menu utama. Dari menu utama, pemakai
dapat mengakses seluruh fasilitas yang ada kecuali fasilitas basis pengetahuan
dan basis aturan.
Gambar
12 Proses
Tampilan Form Pertama Kali Dijalankan User
Gambar
12 menggambarkan tampilan aplikasi sistem pakar pada saat pertama kali
dijalankan oleh user. User akan masuk pada form login untuk
mengetahui status user yang akan mengakses sistem pakar. Apabila status user
adalah pemakai, maka tidak perlu memasukkan nama dan password.
Tetapi bila status user adalah pakar, maka harus memasukkan nama dan password.
Pemakai memiliki hak untuk melakukan konsultasi penyakit. Pakar memiliki hak
yang lebih kompleks, yaitu diijinkan melakukan beberapa manipulasi data, baik
pada data terapi, data penyakit, aturan gejala maupun aturan terapi. Manipulasi
data tersebut berupa penambahan
data,
penghapusan data dan penyimpanan data. Gambar 13 menggambarkan proses
konsultasi, dimana user dapat melakukan konsultasi dengan cara
mencentang gejala-gejala yang dirasakan. Gejala-gejala tersebut nantinya akan
dijadikan bahan pertimbangan sistem untuk menarik keputusan. Hasil yang
ditampilkan adalah data suatu jenis penyakit beserta daftar saran terapinya.
Pakar dapat mengakses fasilitas untuk mengelola data basis pengetahuan dengan
memilih menu Pakar-Basis Pengetahuan. Fasilitas yang disediakan oleh operasi
pengelolaan data basis pengetahuan meliputi : data penyakit, data gejala, dan
data terapi.
Gambar
13 Tampilan
Proses Konsultasi
Gambar
14 menggambarkan tampilan fasilitas basis pengetahuan. Pakar dapat mengelola
data penyakit, data gejala, dan data terapi. Pada form, pakar dapat
menambah, merubah, dan menghapus data penyakit, data gejala, dan data terapi.
Pakar dapat mengakses fasilitas untuk mengelola data basis aturan dengan
memilih menu Pakar - Basis Aturan. Fasilitas yang disediakan oleh operasi
pengelolaan data basis aturan, meliputi data aturan gejala dan data aturan
terapi.
Gambar
14 Tampilan
Fasilitas Basis Pengetahuan
Untuk mempermudah user dalam proses pencarian pada data
yang telah dimasukkan, disediakan aplikasi pencarian data seperti : pencarian
terhadap data penyakit, data gejala, data terapi, data aturan gejala, serta
data aturan terapi. Sebagai contoh adalah fasilitas pencarian data penyakit
yang terlihat pada Gambar 15. User dapat mencari data penyakit
berdasarkan kode penyakit atau nama penyakit.
Gambar
15 Tampilan
Fasilitas Pencarian Data Penyakit
Perancangan
aplikasi dongle dapat dikembangkan menjadi suatu aplikasi yang dapat diakses
oleh banyak komputer client dengan mengembangkan aplikasi dongle untuk
server. Aplikasi dapat dijalankan di komputer client apabila server
yang memegang akses dongle aktif. Sebagai contoh apabila program
sistem pakar akan dikembangkan untuk bisa digunakan di beberapa perangkat
komputer yang terhubung oleh suatu jaringan komputer, maka cukup menggunakan
satu buah dongle saja yang dipasang di komputer server, tidak
perlu memasang dongle di setiap perangkat komputer client. Tentu
saja hal ini dapat menghemat biaya (cost) untuk pembelian perangkat hardware
yang digunakan sebagai dongle. Gambar 16 menunjukkan aplikasi dongle
pada server, dimana dongle pada server dapat menerima
koneksi masuk dari client, melakukan pengecekan dongle, kemudian
memberikan balasan ke client dengan nilai true dan false.
Jika bernilai true, client dapat mengakses aplikasi sistem pakar dan
jika bernilai false maka. client tidak dapat menjalankan
aplikasi. Oleh karena itu, aplikasi client harus mempunyai cara untuk
mengetahui apakah status dongle di server dipasang atau tidak,
atau dongle-nya valid atau tidak. Terdapat dua macam cara, yaitu status dongle-nya
disimpan di database atau status dongle hanya akan dicek jika ada
request dari client. Dengan memakai yang kedua, yaitu server hanya
akan mengecek status dongle jika ada request dari client.
Cara yang lebih efektif bila dibandingkan dengan menyimpan status dongle di
dalam database, karena dengan cara ini tidak
perlu harus realtime
mengecek status dongle dan akan lebih menghemat memory.
Apabila server menyimpan status dongle ke dalam database, perlu
membuat program tambahan yang sifatnya realtime mengecek status dongle,
kemudian menyimpannya ke database sehingga hal ini memungkinkan client
mengetahui status terakhir dongle. Sistem pakar yang telah dirancang
tentunya perlu hasil uji coba untuk memastikan bahwa sistem yang dirancang
telah berfungsi sesuai dengan yang diinginkan. Dimana sistem pakar merupakan
aplikasi yang dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu
dan meniru kerja dari para ahli atau sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer agar computer dapat menyelesaikan masalah
seperti biasanya para ahli.
Gambar
18 Tampilan
Form Dongle Server
Tabel
6 Tabel
Uji Sistem Untuk Pakar
Pengujian
sistem dilakukan dengan metode black box testing. Pengujian digunakan
untuk mendemonstrasikan fungsi software yang dioperasikan, apakah input
diterima dengan benar dan apakah output yang dihasilkan benar.
Pengujian sistem yang dilakukan ada tiga, yaitu pengujian aplikasi, pengujian
sistem untuk pemakai, dan pengujian sistem untuk pakar. Pengujian yang
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6 sampai dengan Tabel 8.
Tabel 7 Tabel
Uji Sistem Untuk Pemakai
Tabel 8 Tabel
Uji Aplikasi
Kesimpulan
Dari
uraian dan pembahasan mengenai sistem pakar untuk diagnosa penyakit sendi dan
tulang pada manusia dengan memanfaatkan teknologi dongle, didapat sebuah
aplikasi yang dapat memberikan hasil diagnosa dari gejala-gejala yang telah
dimasukkan oleh user. Aplikasi yang ada dilengkapi dengan sistem
pengamanan perangkat lunak (software protection) dengan metode hardware-based,
berupa pemanfaatan flashdisk sebagai media otorisasi untuk menjalankan
program. Hal ini memiliki tujuan agar aplikasi sistem pakar tidak mudah
dijalankan di computer manapun. Pada penelitian yang berikutnya dapat
dikembangan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang yang lebih
luas cakupannya, baik berupa penyakit maupun terapinya serta
fasilitas-fasilitas yang dibangun pada sistem, sehingga dapat memberikan
layanan yang maksimal untuk user. Sistem pengamanan perangkat lunak juga
perlu dikembangkan lebih protektif lagi, misalnya adalah agar data yang
terdapat di dalam flashdisk yang berperan sebagai dongle tidak
dapat disalin ke peripheral yang lain.
Daftar
Pustaka
1. Turban
E. 2005. Decision Support Systems And Intelligent Systems. Yogyakarta :
Penerbit Andi. Perancangan dan Program (Wardhani, dkk) Jurnal Teknologi
Informasi-Aiti, Vol. 8. No.2, Agustus 2011 : 101 – 200
2. Jogiyanto.
2003. Pengembangan Sistem Pakar menggunakan Visual Basic. Yogyakarta:
Andi Offset.
3. Thomborson,
Clark dan William Zhu. 2006. Obfuscate Arrays by Homomorphic Functions, http://profs.sci.univr.it/~giaco/download/Watermarking-bfuscation/Array-offusaction.pdf.
4. Pressman,
Roger. 1997. Software Enginering : A Practioner’s Approach 4th. McGrawhill
Publishing Company.
5. Sommerville,
Ian. 2001. Software Enginering 6th.
Penerbit Addison Wesley Publising Company.
6. Ayuliana.
2009. Testing Dan Implementasi. http:// www.gunadarma.ac.id.